Monday, September 17, 2012

1, 2, 3...

Ini september, mungkin setahun yang lalu kita pernah bersama juga dalam satu pertemuan. Selama setahun itu pula hati ini menunggu yang tak pasti. 3 hari sudah berlalu namun pipi ini belum lelah terguras air yang tak kunjung reda tanpa diminta apalagi dipaksa untuk keluar. Ya sudah 3 hari berlalu.

Hari pertama ketika tubuh ini lelah dengan kesibukan dunia, aku masih belum tersadar ada yang hilang dari sebagian hari-hariku semenjak lebaran tahun ini. Sabtu 15 sepetember, aku masih bercerita tentangmu dengan sahabat terbaik, masih menceritakan tentang kamu. Karna aku mengenakan jersey tim kesukaanku sejak kecil. Ya Ac Milan, kau tau aku suka ini. Mengenakan pemberian darimu ini rasanya kau sudah ada adalah hari saat itu, jadi akupun tak khawatir dengan 15 september. Namun aku masih bertanya kenapa jawaban yang selama ini kau butuhkan tak terbalas olehmu, ada apa denganmu? Saat itu aku ingin menghubungin mu dan mengatakan "ini dari kamu" dengan senangnya aku memakai baju yang sebelumnya sudah kumiliki dari yang lain. Entah, tanpa tersadar ketika aku hijrah dari satu kota ke kota lainnya jersey ini selalu kubawa dalam tas, padahal aku baru sekali memakainya di 15 september, apa maksudnya, semua dibawah alam sadar, begitupun rasa ini, begitu amat berlebihan.

Hari kedua, dimana aku masih terhenyak dari apa yang kau lakukan terbangun dengan pucat pasih dan berharap ini hanya mimpi yang teramat mengganggu kala aku tak sanggup menahannya sendiri. Bercerita sedikit pada ibu, ya ibu. Saat itu aku sudah bersiap pergi untuk memimpin suatu acara. Wajahku bisa saja tertutupi polesan make up, tapi ibu tau segalanya. Ibu bilang "sudah jangan menangis lagi, ini hidup, mungkin dia kembali saat sudah memantapkan hati nanti, atau Tuhan punya rencana lebih indah untuk kalian berdua dengan kalian bersama atau terpisah. Jangan nangis terus, awas eyeliner luber" begitu nasihat ibu dan peringatannya tentang riasan daerah mataku. Setengah sadar, air mata ini keluar lagi lagi dan lagi. Ketika masih menunggu alasan dan jawaban. Ya alasan atas semua yang telah terjadi. Namun kukira itu bodoh, ikhlaskan dan relakan saja, dia sudah bahagia dengan jalan dan keputusannya.

Hari ketiga, ya hari ini dimana sebelumnya aku memutuskan untuk bersikap kuat, acuh tak acuh dalam hal ini. Dua minggu lalu kita pernah bertemu walau hanya beberapa menit dan hanya berdua. Hari ini kita dipertemukan namun? Akupun tak mengerti apa yang terjadi diantara kita, aku masih bingung, kata sapaanpun tak ada dari mulutmu itu. Aku hanya mengembalikan tanpa sepengetahuanmu sesuatu yang pernah kau beri padaku, tepat 2minggu lalu. Kita masih bercengkrama layaknya orang yang saling mencinta tanpa kita sendiripun sadar akan itu. Tanpa sadar mulai hari itupun aku belajar mencintaimu sedikit demi sedikit. Memahamimu yang manja, yang selalu ingin diperhatikan, selalu ingin di ingat, tapi aku sudah terlampau jauh memahami dan mempercayaimu. Masihkah aku bisa mepercayaimu? Ah sudahlah, bukan ini mauku. Hari ini aku bisa lebih kuat dari yang aku kira. 3 hari berturut mata ini terlalu perih untuk memandang kearahmu apalagi mengingatmu. Ke arah yang pernah kau tunjukan padaku.

Sekarang, takkan ada lagi jersey yang selalu aku bawa, tak ada lagi semangat ketika aku mengerjakan tugas, tak adalagi senyuman itu, takkan adalagi puk-puk dipundakku walau hanya sekedar emot, takkan adalagi semua tentang kamu jika yang kamu mau semua berakhir disini.

Jersey itu masih sangat amat berarti, tapi akan lebih baik aku tidak membawanya pergi lagi kemanapun aku pergi daripada aku harus mengenangmu ketika aku pergi tanpamu lagi...